Model-model Pembelajaran IPS Kurikulum 2013 ~ Perubahan kurikulum 2013 sering diikuti perubahan model pembelajaran juga. untuk itu pada kesempatan kali ini volimaniak akan berbagi kepada anda semuanya mengenai model-model pembelajaran khusus Mapel IPS pada penerapan kurikulum 2013.
Model-model Pembelajaran IPS Kurikulum 2013 Adalah sebagai berikut :
Model-model pembelajaran yang direkomendasikan di dalam standar proses adalah: Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP), dan Discovery-Inquiry (DI). Ketiga model tersebut diharapkan dapat memperkuat penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Agar guru dapat memperoleh pemahaman tentang bagaimana mengimplementasikan model-model pembelajaran tersebut akan volimaniak uraikan satu per satu pada postingan kali ini, berikut rinciannya ;
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau dalam bahasa Inggris disebut Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai konteks atau sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta membangn pengetahuan baru.
Dalam Pembelajaran berbasis masalah, peserta didik, secara individual maupun berkelompok, menyelesaikan masalah nyata tersebut dengan menggunakan strategi atau pengetahuan yang telah dimiliki.Secara kritis, peserta didik menemukan masalah, menginterpretasikan masalah, mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya maslah, mengidentifikasi informasi dan menemukan strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah, mengevaluasi kesesuaian strategi dan solusi, dan mengomunikasikan simpulan.Tujuan utama PBM bukanlah penyajian sejumlah besar fakta kepada peserta didik, melainkan pada pengembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan sekaligus mengembangkan pengetahuannya.
Dalam Pembelajaran berbasis masalah, peserta didik, secara individual maupun berkelompok, menyelesaikan masalah nyata tersebut dengan menggunakan strategi atau pengetahuan yang telah dimiliki.Secara kritis, peserta didik menemukan masalah, menginterpretasikan masalah, mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya maslah, mengidentifikasi informasi dan menemukan strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah, mengevaluasi kesesuaian strategi dan solusi, dan mengomunikasikan simpulan.Tujuan utama PBM bukanlah penyajian sejumlah besar fakta kepada peserta didik, melainkan pada pengembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan sekaligus mengembangkan pengetahuannya.
PBM mengacu kepada prinsip-prinsip pembelajaran lainnya sepertipembelajaranberbasisproyek (project-based- learning), pembelajaran berbasis pengalaman (experience- based learning), pembelajaran autentik (authentic learning) dan pembelajaran bermakna (anchored instruction).Model pembelajaran tersebut cocok untuk pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi karena dengan model tersebut peserta didik akan terbantu untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya, dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang lingkungan sekitarnya. Untuk dapat memahami pola urutan PBM tersebut, perlu dilakukan melalui sintaks atau langkah-langkah pembelajaran sebagaimana dikemukakan Nur (2011) disajikan pada Tabel berikut.
Fase Kegiatan Guru | |
Fase 1: Orientasi peserta didik terhadap masalah | Guru menjelaskan pembelajaran, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi peserta didikuntuk terlibat dalam masalah yang dipilih. |
Fase 2: Mengorganisasi peserta didik untuk bela- jar | Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. |
Fase 3: Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok | Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan pengujian temuan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. |
Fase 4:Mengembangkan dan menyajikan temuan | Guru membantu peserta didikdalam merencanakan dan menyiapkan temuan yang sesuai dengan laporan temuan dan membantu mereka untuk berbagi tugas. |
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah | Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka tempuh. |
Pembelajaran berbasis masalah diawali dengan aktivitas peserta didik secara individual maupun kelompok dalam menyelesaikan masalah nyata dengan menggunakan strategi atau pengetahuan yang telah dimiliki. Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada terbentuknya keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan baru.
2) Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) atau dalam bahasa Inggris dinamakan Project-Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivias peserta didik untuk menghasilkan produkdenganmenerapkanketerampilanmeneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil proyek dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, dan karya teknologi/prakarya. Pendekatan ini memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam mengkostruksikan produk nyata.
Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) adalah sebagai berikut:
- Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran
- Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek.
- Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa.
- Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas/proyek.
- Meningkatkan kolaborasipeserta didik khususnya pada PBP yang bersifat kelompok.
Dalam PBP,pesertadidikdiberikantugasdengan mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan proyek yang realistik. Di samping itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini mendorong tumbuhnyakreativitas,kemandirian,tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik.
Secara umum, langkah-langkah PBP dikemukakan oleh Direktorat PSMP (Panduan Penguatan Pembelajaran, Direktorat PSMP, 2013) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penentuan Proyek | 2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek | 3. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek | ||
6. Evaluasi proses dan hasil proyek | 5. Penyusunan laporan dan presen- tasi/publikasi hasil proyek | 4. Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring | ||
Sementara tahap-tahap proses pembelajaran berbasis proyek secara garis besar meliputi: persiapan, pelaksanaan dan, evaluasi. Pada tahap persiapan meliputi kegiatan menemukan tema/ topik proyek, merancang langkah penyelesaian proyek dan menyusun jadwal proyek. Pada tahap pelaksanaan meliputi kegiatan proses penyelesaian proyek dengan difasilitasi dan dimonitoring dari guru serta penyusunan laporan dan presentasi/ publikasi hasil proyek.
Pada tahap evaluasi meliputi kegiatan evaluasi proses dan hasil kegiatan proyek. Berikut adalah contoh kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek pada tahap kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.
a) Persiapan
Dalam persiapan, diawali dengan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari yang diikuti dengan instruksi tugas proyek yang dilengkapi dengan persyaratan tertentu, termasuk ketentuan waktu. Selanjutnya langkah-langkah PBP adalah sebagai berikut:
- Menentukan proyek, yaitu memilih tema/topik untuk menghasilkan produk (laporan observasi/penyelidikan, rancangan karya seni, atau karya keterampilan) yang karakteristik mata pelajaran dengan menekankan keorisinilan produk. Penentuan produk juga disesuaikan dengan kriteria tugas, dengan mempertimbangkan kemampuan peserta didik dan sumber/bahan/alat yang tersedia.
- Merancang langkah-langkah penyelesaian proyek dari awal sampai akhir.Pada kegiatan ini, peserta didik mengidentifikasi bagian-bagian produk yang akan dihasilkan dan langkah-langkah serta teknik untuk menyelesaikan bagian-bagian tersebut sampai dicapai produk akhir.
- Menyusunjadwal pelaksanaanproyek,yaitu menyusun tahap-tahap pelaksanaan proyek dengan mempertimbangkankompleksitaslangkah-langkah dan teknik penyelesaian produk serta waktu yang ditentukan guru.
b) Pelaksanaan
- Menyelesaikan proyek dengan difasilitasi dan dipantau guru, yaitu mencari atau mengumpulkan data/material kemudian mengolahnya untuk menyusun/mewujudkan bagian demi bagian sampai dihasilkan produk akhir.
- Mempresentasikan/mempublikasikanhasilproyek, yaitu menyajikan produk dalam bentuk presentasi, diskusi, pameran, atau publikasi (dalam majalah dinding atau internet) untuk memperoleh tanggapan dari peserta didik yang lain, guru, dan bahkan juga masyarakat.
- Evaluasi : Evaluasi proses dan hasil proyek dilakukan dengan pelaksanan proyek dan penilaian produk yang dihasilkan untuk mengetahui ketercapaian tujuan proyek.
3) Pembelajaran Discovery-Inquiry
Model Pembelajaran Diskoveri (Discovery Learning) diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pembelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan peserta didik mampu mengorganisasi sendiri hasil belajarnya. Sebagai model pembelajaran, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan pembelajaraninkuiri (Inquiry-Learning). Tidak ada perbedaan prinsip di antara ke dua istilah ini.
Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan inquiry ialah bahwa pada discovery masalahyangdiperhadapkankepadapeserta didik semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar peserta didik sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang university oriented menjadi student oriented.
Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, sehingga peserta didik dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorgani- sasikanbahan,sertamembuatsimpulan-simpulan. (Implementasi Kurikulum 2013, Materi Pelatihan Guru, Ilmu Pengetahuan Sosial SMP, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2013)
No comments:
Post a Comment